b. Pasar Komoditas Pertanian
Pengertian pasar yang sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah
sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sejumlah
produk atau kelas produk tertentu. Pasar juga dapat diartikan sebagai
tempat terjadinya penawaran dan perauntaan, transaksi, tawar-menawar
nilai (harga), dan atau terjadinya pemindahan kepemilikan melalui
kesepakatan harga, cara pembayaran, cara pengiriman tempat pengambilan
atau penerimaan produk, jenis dan jumlah produk, spesifikasi serta mutu
produk. Menurut Said dan Intan (2001 : 58), pasar pertanian merupakan
tempat di mana terdapat transaksi antara kekuatan penawaran dan'
permintaan' produk pertanian, terjadi tawar¬menawar nilai produk terjadi
pemilidahan kepemilikan; dan terjadi kesepakatan-kesepakatan yang
berhubungan dengan pemindahan kepemilikan.
Pasar komoditas pertanian merupakan tempat bertemunya permintaan
(demand) dan penawaran (supply) dalam bargaining antara petani sebagai
penjual dan pembeli sebagai konsumen atau perantara (tengkulak,
pengumpul, pedagang besar, dan pengecer) sehingga terjadi perpindahan
kepemilikan.
2. Pemasaran Komoditas Pertanian
a. Pemasaran
Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing.
Asal kata pemasaran adalah pasar (market): Yang dipasarkan ialah barang
dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau
menjual barang, tetapi lebih luas dari itu. Di dalamnya tercakup
berbagai kegiatan seperti membeli; menjual, dengan segala macam barang,
menyangkut barang, menyimpan, menyortir, dan sebagainya.
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha memuaskan
keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran (Radiosunu, 1983 : 2).
Menurut Beietlein dan Michael (1991 : 829), Marketing, all those
business activities that help satisfy counsumer needs by coordinating
the flowqfgoods and service from producers to consumer or users
(pemasaran, semua kegiatan yang membantu memuaskan kebutuhan konsumen
dengan mengkoordinasi aliran barang dan jasa ke konsumen atau pengguna).
Selanjutnya; menurut Downey dan Steven (1992 : 506), pemasaran adalah
telaah mengenai aliran produk dari produsen melalui pedagang perantara
kepada konsumen.
Menurut Kotler (1997: 16) pemasaran adalah suatu proses dan manajerial
yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
yang bernilai dengan pihak lain. Definisi pemasaran ini pada konsep
intinya adalah kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan
(demands); produk (barang, jasa, dan gagasan); nilai, biaya, dan
kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta
pemasar. Kemudian menurut Kotler (2000: 8), marketing is a societal
process by which individuals and groups obtain what they need and want
through creating, offering, and freely exchanging products and services
of value with other (pemasaran adalah suatu proses sosial dengan
individu dan kelompok dengan kebutuhan dan keinginan dalam menciptakan,
penawaran, dan perubahan nilai barang dan jasa secara bebas dengan
lainnya). Menurut Kartajaya (2002 : 11), pemasaran adalah sebuah
disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran,
dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya.
b. Pemasaran komoditas pertanian
Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditas yang disertai
perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu (time ufility), guna
tempat (place utility), dan guna bentuk (form utility) yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan salah satu atau lebih
fungsi-fungsi pemasaran (Sudiyono, 2000: 10). Menurut Said dan Intan
(2001:59), pemasaran pertanian merupakan sejumlah kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk memberi kepuasan dari barang dan jasa yang dipertukarkan
kepada konsumen atau pemakai dalam bidang pertanian, baik input maupun
produk pertanian.
Berdasarkain penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pemasaran
komoditas pertanian merupakan kegiatan atau proses pengaliran komoditas:
pertanian dari produsen (petani, peternak, dan nelayan) sampai ke
konsumen atau pedagang perantara (tengkulak, pengumpul, pedagang besar,
dan pengecer) berdasarkan pendekatan sistem pemasaran (marketing system
approach), kegunaan pemasaran (marketing utility), dan fungsi-fungsi
pemasaran (marketing functions).
Menurut Sudiyono (2002:13). pemasaran pertanian merupakan disiplin ilmu
yang berdiri sendiri. Hal tersebut telah dikemukakan oleh Bateman (1976)
dalam arfikel. yang berjudul "Agricultural marketing: a review of the
literature of marketing " and of selected applicaton" (pemasaran
pertanian: sebuah -tinjauan literatur teori pemasaran dan aplikassi
terpilih) mengemukakan 7 (tujuh) alasan untuk menjawab pernyataan
tersebut.
Pertama, pemasaran pertanian dikembangkan pertama kali dengan
menitikberatkan kebijakan melalui campurtangan (interuention)
pemerintah; kedua, adanya alasan-alasan nyata bahwa mahasiswa
mempelajari pemasaran pertanian karena tertarik terhadap
per¬soalan-persoalan petani yang relatif kecil mendapat perhatian;
ketiga, konsentrasi perhatian pemasaran pertanian terhadap bahari pangan
yang merupakan salah satu bidang telaah pemasaran pada umumnya sangat
berkaitan erat dengan kepentingan produsen dan konsumen sehingga sangat
terbuka dipengaruhi kepenitingan ¬kepentingan politis oleh pembuat-
kebijakan; keempat, pemasaran sebagai subyek:bisnis dibagi dalam
beberapa spesialisasi, seperti pemasaran konsumen, pemasaran industri;
dan pemasaran internasional: Pemasaran pertanian sebagai subyek bisnis
sangat sulit dibagi menjadi sub-sub divisi seperti di atas sebab
pembagian pemasaran pertaniatt ke pemasaran konsumen dan pemasaran
industri sangat tidak beralasan sama sekali; kelima, pengambilan
keputusan pemasaran secara optimal oleh suatu Perusahaan sangat
tergantung lingkungan pasar, yaitu kegiatan perusahaan lain. Salah satu
aspek lingkungan pasar adalah kebijakan politik. Kebijakan pertanian
akan mengalami tumpang tindih jika dipisahkan dengan pemasaran pada
umumnya; keenam, pemasaran pertanian menyangkut segala sesuatu yang
terjadi antara pintu gerbang petani (farmgate) sampai ke konsumen;
termasuk pengolahan bahan makanan; ketujuh, dalam konteks ekonomi
pemerintah mempunyai dua fungsi pokok, pertama memproduksi dan
menawarkan barang-barang dan jasa sendiri, dan kedua bertindak sebagai
pengatur (regulator) agar tercapai efisiensi ekonomi jika barang atau
jasa diproduksi oleh pihak swasta. Jika kedua peran pemerintah tersebut
lebih banyak berorientasi bisnis, akan dihadapkan masalah¬-masalah untuk
bagaimana mempertemukan "apa yang diinginkan konsumen" dan "apa yang
diproduksi' yang meliputi perencanaan, promosi, distribusi, dan
penetapan harga.
Sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri, pemasaran pertanian tentu
memiliki aspek ontologi, yaitu untuk menjawab "apakah yang diketahui
dengan mempelajari ilmu pemasaran itu?" atau dengan perkataan, lain,
"apakah yang menjadi telaah ilmu pemasaran pertanian?" Untuk itu,
bidang-bidang penelitian gemasaran pertanian sangat beragam.
Menurul Quilkey (1986) cit Sudiyono (2000:15), pada umumnya
bidang-bidang yang diteliti dalam pemasaran pertanian meliputi margin
pemasaran, rekayasa ekonomi, perencanaan fasilitas; grading, preferensi
konsumen, respon penawaran dan permintaan, aanlisis permintaan dan
penentuan harga, serta teori lokasi dan Integrasi pasar. Selanjutnya
Shepherd (1949) cit Sudiyono (2000 : 15) lebih spesifik lagi mengatakan
bahwa ruang lingkup pemasaran prtanian dibedakan menjadi arti sempit dan
luas. Dalam arti sempit, dilaksanakan untuk menyampaikan produk-produk
pertanian dari tempat panen sampai meja konsumen. Dalam arti luas,
meliputi seluruh kekuatan yang menimbulkan masalah-masalah pemasaran
pertanian sehingga meliputi penelitian permintaan konsumen (dikaitkan
dengan pendapatan, elastisitas dan perubahan per¬mintaan). Lebih lanjut
dengan mengutip pendapat Norton (1949) cit Sudiyono (2000-16), produsen
konsumen juga meliputi hubungan harga jumlah keseimbangan, efek
hubungan persaingan dalam pasar, tujuan permintaan dan lain-lain, serta
tujuan penelitian pemasaran pertanian adalah untuk meningkatkan konsumsi
produk¬produk pertanian dan meningkatkan kesejahteraan usahatani.
B. Pendekatan Sistem, Fingsi, dan Kegunaan Pemasaran Komoditas Pertanian
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam sistem pemasaran komoditas
pertanian yaitu pendekatan serba barang, serba fungsi, serba lembaga,
dan serba mariajemen. Pendekatan serba barang, yaitu suatu pendekatan
pemasaran yang'inelibatkan studi tentang bagaimana barang-barang
tertentu berpindah dari titik produsen ke konsumen akhir atau konsumen
industri pendekatan serba fungsi yaitu penggolongan kegiatan atau
fungsi-fungsinya yang meliputi fungsi pertukaran, fungsi penyediaan, dan
fungsi penunjang. Pendekaran serba lembaga yaitu mempelajari pemasaran
komoditas pertanian dari segi organisasi/lembaga-lembaga yang terlibat
dalam kegiatan pemasaran seperti produsen, pedagang besar, pengecer, dan
agen-agen penunjang; Sementara itu, pendekatan serba manajemen yaitu
mempelajari, pemasaran komoditas pertanian dengan menitikberatkan pada
pendapat manajer serta keputusan yang mereka ambil.
Kegunaan pemasaran komoditas pertanian terdiri atas kegunaan bentuk
(form utility), kegunaan tempat (place utility), kegunaan waktu (time
utility), dan kegunaan kepenulikan (possessing utility).
Kegunaan bentuk (fornz utility) yaitu industri berusaha mengubah suatu
benda (bahan dasar) menjadi benda lain yang: betbeda bentuknya sehingga
menjadi lebih bermanfaat bagi manusia/ masyarakat, seperti ulat sutra
menjadi kain sutra: Kegunaan tempat (place utility) yaitu usaha yang
bergerak dalam bidang transportasi atau pengangkutan, baik barang maupun
angkutan manusia; misalnya padi yang kurang bermanfaat nilai nominalnya
di desa dipindahkan ke kota yang lebih bermanfaat. Kegunaan waktu (time
utility) yaitu usaha yang bergerak dalam bidang misalnya Dolog:
Kegunaan kepemilikan (possessing utility) yaitu usaha yang bergerak
dalam bidang perdagangan atau pertokoan; seperti memindahkan
barang-barang hasil olahan milik pabrik agroindustri menjadi rnilik
masyarakat luas.
Fungsi-fungsi pemasaran komoditas pertanian yang dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga pemasaran pada prinsipnya terdapat 3 (tiga) tipe fungsi
pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fungsi pengadaan fisik, dan fungsi
fasilitas/pelancar. Fungsi pertukaran terdiri atas penjualan yaitu
mengalihkan barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memuaskan; dan
pembelian yaitu pembelian untuk konsumsi, bahan dasar pabrik, dan untuk
dijual lagi. Fungsi pengadaan fisik terdiri atas pengangkutan
(transport) yaitu bergerak dari tempatproduksi ke tempat penjualan; dan
penyimpanan yaitu menahan barang dalam jarigka waktu antara yang
dihasilkan atau diterima sampai derigan dijual. Fungsi
fasilitas/pelancat ferdiri atas permodelan (pembiayaan) yaitu mencari
dan mengurus modal yang akan berkaitan dengan transaksi arus barang dari
sektor produksi ke sektor konsumsi, penanggungan risiko yaitu
berhubungan dengan ketidakpastian (ongkos, kerugian, dan kerusakan)
serta fluktuasi harga; informasi pasar yaitu untuk pengambilan keputusan
dan pengumpulan, fakta-fakta; standardisasi yaitu penetapan
ber¬dasarkan golongan dan kelas, misalnya bentuk, ukuran, dan rasa;
serta grading yaitu memasukkan ke dalam kelas dan golongan yang
ditetapkan dengan jalan standardisasi.
C. Lembaga dan Saluran Pemasaran Komoditas Pertanian
Lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang
menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen
kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau
individu lainnya. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan
konsumen untuk memperoleh komoditas sesuai waktu, tempat dan bentuk yang
diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan
fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimum
mungkin. Konsumen memberikan barang / jasa kepada lembaga pemasaran
berupa margin pemasaran.
Dalam usaha untuk memperlancar: arus barang/jasa dari produsen ke
konsumen terdapat salah satu faktor yang tidak boleh diabaikan, yaitu
memilih secara tepat saluran distribusi: (channel of distribution) yang
digunakan dalam rangka usaha penyaluran barang-barang/jasa-jasa dari
produsen ke konsumen,
Menurut Sudiro (1995 : 63), konsep pemasaran adalah 'ber¬orientasi pada
konsumen (consumer oriented) sehingga segala akfi¬vitas pemasaran
termasuk saluran distribusi harus besorientasi pada konsumen Sedangkan
menurut Darlymple dan Parsons (1983 :468), distribution is concerned
with organizing system of transportation, storage and communication so
that goods and service will be readly available to customer (distribusi
memperhatikan pengorganisasian sistem transportasi, penyimpanan; dan
komunikasi sehingga barang:dan jasa akan siap tersedia ke konsumen):
Menurut Sudiro (1995: 93), pengertian saluran-distribusi adalah pertama,
jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke; perantara dan
sampai pada konsumen/pemakai. Kedua, struktur unit organisasi dalam
perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar,
dan pengecer yang dilalui barang/jasa saat dipasarkan.
Proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen akhir dapat
menggunakfin saluian yang panjang ataupun pendek sesuai dengan
kebijaksanaan saluran distribusi yang ingin dilaksanakan perusahaan:
Dengan demikian, rantai distribusi menurut bentuknya dibagi dua, yaitu:
pertama, saluran distrihusi langsung (direct channel of distribution)
yaitu penyaluran barang-barang atau jasa jasa dari produsen ke konsumen
dengan tidak melalui perantara, seperti selling at the point production,
selling at the producer's retail store, selling door to door, selling
through mail (penjualan di tempat produksi, penjualan ditoko/gerai
produsen, penjualan dari pintu ke pintu, penjualan melalui surat).
Kedua, saluran distribusi tak langsung (indirect chanel of dstribution)
yaitu bentuk saluran distribusi yang menggunakan jasa perantara dan agen
untuk menyalurkan barang atau jasa kepada para konsumen. Perantara
adalah mereka yang membeli dan menjual barang-barang tersebut dan
memilikinya. ¬Mereka bergerak di bidang perdagangan besar dan pengecer.
Sementara agen adalah orang atau perusahaan yang membeli atau menjual
barang untuk perdagangan besar (manufacturer) (Angipora, 1999:,86).
Panjang-pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil
komoditas pertanian tergantung pada beberapa faktor, antara hrin:
pertama, jarak antara produsen dan konsumen. Makin jauh jarak antara
produsen dan konsumen biasanya makin panjang naluran yang ditempuh oleh
produk. Kedua, cepat tidaknya produks rusak. Produk yang cepat atau
mudah rusak harus segera diterima konsumen dan dengan demikian
menghendaki saluran yang pendek dan cepat. Ketiga, skala produksi. Bila
produksi berlangsung dengan ukuran-ukuran kecil, maka jumlah yang
dihasilkan berukuran kecil pula, hal ini akan. tidak menguntungkan bila
produsen langsung mcnjual ke pasar. Kempat, posisi keuangan pengusaha.
Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek
saluran pemasaran. Pedagang yang posisi keuangannya (modalnya) kuat akan
dapat melakukan fungsi tataniaga lebih banyak dibandingkan pedagang
yang posisi modalnya lemah. Dengankata lain, pedagang yang memiliki
modal kuat cenderung memperpendek saluran pemasaran (Hanafiah dan
Saefuddin, 1986 : 33). Hal yang mana dikemukakan oleh Santika (1981) cit
Maskun (1992 : 14), bahwa saluran pemasaran yang dilalui dapat panjang
atau pendek tergantung bagaimana lembaga pemasaran berperan aktif dalam
sistem pemasaran. Kemudian Limbong dan Panggabean (1985) cit Maskun
(1992 :16) mengemukakan dalam proses penyampaian barang dari produsen ke
tingkat konsumen diperlukan tindakan¬-tindakan yang dapat memperlancar
kegiatan tersebut dan kegiatan tersebut dinamakan fungsi-fungsi
pemasaran.
Sebagai contoh, pergerakan hasil perikanan bahan mentah dari produsen
(nelayan/petani ikan) sampai industri pengolahan menggambarkan proses
pengumpulan (Hanafiah dan Saefuddin, 1986 : 27). Barang-barang yang
diterima (dibeli) oleh industri pengolahan langsung dari produsen atau
dari pedagang pengumpul ¬lokal dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar
tersebut menjelaskan bahwa bahan mentah yang dibeli oleh Industri
Pengolahan (IP) untuk diolah menjadi bahan jadi berasal dari produsen
dalam hal ini nelayan atau petani ikan dan pedagang Pengumpul Lokal
(PL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar