Selasa, 02 Juni 2015

Penurunan Sumber Daya Lahan  Pertanian DiIndonesia


Di musim penghujan, banjir, erosi dan longsor terjadi dimana-mana, tetapi di musim kemarau kekeringan dan kebakaran hutan sering mengancam, gagal panen juga sering terjadi karena adanya serangan hama dan penyakit. Banyak pihak dirugikan, banyak lahan produktif berkurang, banyak nyawa hilang, listrik padam, suplai air bersih terbatas, akibatnya kondisi perekonomian menjadi semakin terpuruk.
Masalah-masalah tersebut di atas me- nunjukkan adanya penurunan sumber daya lahan (SDL) baik di tingkat lahan (plot) maupun lansekap/nasional dan global, antara lain ber- hubungan dengan
(1)   Terganggunya fungsi hidrologi DAS (jumlah dan kualitas air),
(2)   Menurunnya kesuburan tanah (rendahnya ketersediaan hara dan kandungan bahan organik tanah),
(3)   Menurunnya kualitas udara akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca (CO2, N2O, CH4) melebihi daya serap daratan dan lautan,
(4)   Berkurangnya tingkat keindahan lansekap,
(5)   Berkurangnya tingkat biodiversitas flora dan fauna baik di atas tanah maupun dalam tanah.
Salah satu penyebab terjadinya penurunan SDL adalah adanya alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian (intensif) dengan masukan yang berlebihan. Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian menyebabkan hilangnya beberapa grup fungsional organisma tanah, karena berubahnya jenis dan kerapatan tanaman yang tumbuh di atasnya sehingga mengubah tingkat penutupan permukaan tanah yang berdampak pada perubahan iklim mikro, jumlah dan macam masukan bahan organik, dan jenis perakaran yang tumbuh dalam tanah (Giller et al., 1997; Lavelle et al., 2001).
Pada lahan-lahan pertanian, umumnya ada 4 masalah pokok yang berhubungan dengan gangguan siklus atau ketersediaan hara (di tingkat lahan), rusaknya kondisi fisik tanah (porositas dan infiltrasi), gangguan fungsi hidrologi (tingkat DAS) dan serangan hama dan penyakit tanaman. Mekanisma gangguan eko- sistem pada lahan pertanian tersebut dijelaskan secara skematis pada Gambar 2,     dimana perubahan fungsi ekosistem terutama terjadi melalui penurunan kandungan bahan organik tanah (BOT) dan biodiversitas organisma tanah.
Menurunnya fungsi ekosistem tersebut akan menurunkan produksi    tanaman dan kualitas lingkungan seperti meningkatnya limpasan permukaan dan erosi, polusi udara, tanah dan air serta peledakan populasi hama (Jackson et al. 2005). Satu seri penelitian di Sumberjaya (Lampung Barat) yang berhubungan dengan terganggunya fungsi hidrologi di tingkat plot dan kawasan akibat alih guna hutan (Van Noordwijk et al., 2004) merupakan salah satu contoh kajian yang kita bicarakan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar