Penurunan Sumber Daya Lahan Pertanian DiIndonesia
Di musim
penghujan, banjir, erosi dan longsor terjadi dimana-mana, tetapi di musim
kemarau kekeringan dan kebakaran hutan sering mengancam, gagal panen juga
sering terjadi karena adanya serangan hama dan penyakit. Banyak pihak
dirugikan, banyak lahan produktif berkurang, banyak nyawa hilang, listrik
padam, suplai air bersih terbatas, akibatnya kondisi perekonomian menjadi
semakin terpuruk.
Masalah-masalah
tersebut di atas me- nunjukkan adanya penurunan sumber daya lahan (SDL) baik di
tingkat lahan (plot) maupun lansekap/nasional dan global, antara lain ber-
hubungan dengan
(1) Terganggunya fungsi
hidrologi DAS (jumlah dan kualitas air),
(2) Menurunnya kesuburan
tanah (rendahnya ketersediaan hara dan kandungan bahan organik tanah),
(3) Menurunnya kualitas udara
akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca (CO2, N2O, CH4) melebihi daya serap
daratan dan lautan,
(4) Berkurangnya tingkat
keindahan lansekap,
(5) Berkurangnya tingkat
biodiversitas flora dan fauna baik di atas tanah maupun dalam tanah.
Salah satu
penyebab terjadinya penurunan SDL adalah adanya alih guna lahan hutan menjadi
lahan pertanian (intensif) dengan masukan yang berlebihan. Alih guna lahan
hutan menjadi lahan pertanian menyebabkan hilangnya beberapa grup fungsional
organisma tanah, karena berubahnya jenis dan kerapatan tanaman yang tumbuh di
atasnya sehingga mengubah tingkat penutupan permukaan tanah yang berdampak pada
perubahan iklim mikro, jumlah dan macam masukan bahan organik, dan jenis
perakaran yang tumbuh dalam tanah (Giller et al., 1997; Lavelle et al., 2001).
Pada
lahan-lahan pertanian, umumnya ada 4 masalah pokok yang berhubungan dengan
gangguan siklus atau ketersediaan hara (di tingkat lahan), rusaknya kondisi
fisik tanah (porositas dan infiltrasi), gangguan fungsi hidrologi (tingkat DAS)
dan serangan hama dan penyakit tanaman. Mekanisma gangguan eko- sistem pada
lahan pertanian tersebut dijelaskan secara skematis pada Gambar 2,
dimana perubahan fungsi
ekosistem terutama terjadi melalui penurunan kandungan bahan organik tanah
(BOT) dan biodiversitas organisma tanah.
Menurunnya
fungsi ekosistem tersebut akan menurunkan produksi tanaman
dan kualitas lingkungan seperti meningkatnya limpasan permukaan dan erosi,
polusi udara, tanah dan air serta peledakan populasi hama (Jackson et al.
2005). Satu seri penelitian di Sumberjaya (Lampung Barat) yang berhubungan
dengan terganggunya fungsi hidrologi di tingkat plot dan kawasan akibat alih
guna hutan (Van Noordwijk et al., 2004) merupakan salah satu contoh kajian yang
kita bicarakan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar